FISIKA GUNUNG API
Metode
yang digunakan dalam monitoring gunung api :
a.
Metode
Seismik
Aktivitas
gunung api meningkat ditandai dengan adanya peningkatan aktivitas seismik,
seperti adanya tremor/getaran-getaran kecil/gempa vulkanik. Peningkatan
aktivitas seismik disebabkan karena peningkatan aktifitas dan tekanan di dapur
magma.
Gambar 1.
Peningkatan Aktivitas Magma (Sumber:
USGS-Vulkanologi)
Terlihat pada gambar diatas,
peningkatan pasokan magma dari dalam bumi atau pelepasan gas karena menurunnya
tekanan internal magma, akan menyebabkan batuan sekeliling saluran magma
menerima tekanan yang lebih tinggi. Jika tekanan tersebut melampaui batas
ketahanan batuan, maka akan terjadi retakan atau rekahan-rekahan yang menjadi
sumber gempa vulkanik.
Monitoring
dengan metode seismik dilakukan secara kontinu, dengan pemasangan seismometer
disekitar gunung api yang diamati. Untuk pengamatan yang lebih akurat, harus
dipasang lebih dari satu seismometer di setiap gunung api. Dari hasil rekaman
getaran pada seismometer tersebut dapat dianalisis aktivitas yang terjadi pada
gunung api, termasuk tanda-tanda akan terjadinya erupsi.
Sumber
: https://www.scribd.com/doc/19520764/fga-SEISMIK
b.
Metode
Gravity
Metode
gaya berat merupakan salah satu metode dari survei geofisika yang didasarkan
pada pengukuran nilai variasi medan gaya berat di permukaan bumi. Metode ini
memiliki prinsip dasar yaitu mendeteksi nilai perubahan rapat massa/densitas
dan jarak. Metode gaya berat sering digunakan untuk memberikan gambaran
mengenai struktur bawah permukaan pada survei awal geofisika. Dalam gunung api,
metode ini diaplikasikan untuk menentukan distribusi rapat massa magma yang
mengisi pipa dan kantong magma. Metode gaya berat memiliki kelebihan yaitu
dapat memberikan informasi awal yang cukup detail mengenai struktur geologi dan
kontras densitas batuan (Ariyanto, 2014).
c.
Metode
Geomagnetik
Metode magnetik dapat
dipergunakan untuk memantau naik turunnya magma di dalam gunung api. Sebab pada
saat proses menurunnya magma, medan magnetik di sekitar gunung api memiliki
kecenderungan naik dari waktu ke waktu. Sedangkan saat magma naik, kerena suhu
memanas dibagian atas gunung api, maka nilai medan magnetik di sekitar gunung
api cenderung menurun. Sebaiknya pemantauan dengan menggunakan metode magnetik
ini disertai dengan pemantauan tegangan tektonik di sekitar wilayah gunung api,
karena pada saat kompresi suseptibilitas magnetik batuan akan naik maka medan
magnetik juga akan terpantau naik. Demikian pula sebaliknya, pada saat dilatasi
batuan gunung api akan meregang mengembang makan medan magnetik pun akan turun
(Kirbani, 2012).
d.
Metode
Monitoring Deformasi
Monitoring
deformasi digunakan untuk mengetahui perubahan secara horizontal dan vertikal
yang terjadi pada tubuh gunung api. Pengamatan ini dilakukan secara berkala.
Ketika gunung api akan meletus (erupsi) akan terjadi peningkatan tekanan di
dapur magma yang akan menyebabkan deformasi (naik dan turun) pada permukaan
gunung api. Deformasi dapat diamati dengan menggunakan GPS, tiltmeter dan
beberapa peralatan lainnya. Pengamatan deformasi ini memberikan informasi
apakah gunung api sedang mengembang (akan meletus) atau sedang tidak mengembang
(tidur).
Sumber:
http://www.ibnurusydy.com/pengamatan-gunungapi/#ixzz3AB9P6VGR
e.
Metode
Monitoring Suhu dan Gas
Pengukuran suhu
pada monitoring gunung api digunakan untuk mengetahui aktivitas cooling dan degasing yang disebabkan karena adanya aktivitas magma. Selain itu,
pengukuran suhu dapat pula digunakan untuk menentukan lava flow dan fluida yang keluar dari gunung api karena open conduit seperti fumarol dan lava lakes. Dalam pengukuran suhu ini
dilakukan beberapa metode akuisi yaitu Ground-base
Measurement, Airbone Sensors dan Spaceborne
Sensors. Dari pengukuran suhu, didapatkan data anomali high-amplitude dan
low-amplitude (Maulina, 2012).
Peningkatan
aktivitas gunung api yang menyebabkan erupsi juga ditandai dengan keluarnya
gas-gas seperti karbonmonoksida (CO), karbondioksida (CO2), hidrogen
sulfida (H2S), sulfurdioksida (SO2) dan Nitrogen (NO2).
Peningkatan suhu dan gas juga teramati dari mulai mengeringnya sungai dan danau
serta pepohonan yang mulai mati di sekitar gunung api.
f.
Metode
Monitoring Remote Sensing
Penginderaan jarak
jauh terkait dengan sensor jarak jauh yang dapat mengamati suatu obyek. Sensor
merekam semua pantulan sinar radiasi yang dipancarkan oleh obyek di permukaan
bumi. Monitoring penginderaan jarak jauh ini dalam gunung api digunakan untuk
memantau gunung secara visual.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar